Aku bekerja keras memulihkan badan dan otak, menelusuri semiliar kenangan demi kewarasan, tapi terlalu banyak ingatan yang malah melumpuhkan.
Namaku Arka. Aku terserang strok pada usia 28 tahun. Semenjak itu, menggali ingatan masa lalu adalah hal yang sulit bagiku—apalagi mimpi-mimpi aneh yang kerap menghampiri.
Bagiku, butuh waktu tak sebentar untuk pulih. Namun, seiring ingatan yang kian memulih, aku merasa kembali utuh. Strok lambat laun justru membuatku tahu siapa diriku yang sebenarnya.
Aku akan membuat bekas luka di kepalaku ini tidak sia-sia, malah aku akan merayakannya. Kesempatan perpanjangan hidup ini akan kumanfaatkan sebaik-baiknya. Aku berterima kasih pada kenangan, baik ataupun buruk.
Aku tak akan membiarkan kenangan pahit menghancurkanku, juga tak akan terlena dengan kenangan manis.