Windy Ariestanty, Pemimpin Redaksi Berada di posisi ini membuat: jam tidur berkurang drastis—tapi lebih bisa menghargai waktu tidur, waktu pacaran menipis—yep!, kesabaran harus dipertebal—hard job since you have to meet many people in different characters, punya stok beraneka ragam obat sakit kepala—tentunya yang nggak bikin ngantuk, punya senyum template dan jawaban untuk semua pertanyaan, kemampuan menawar dan merayu yang tinggi supaya dapat harga murah dari percetakan, dibenci orang karena bisa menjelma jadi ‘hantu’ menjelang deadline. |
Christian Simamora, Koki Naskah Berada di posisi ini bikin Christian: lebih sering panik (deadline, deadline, deadlineee!!!), ber-esprit-de-corps ria karena buku-buku yang paling diingat ya terbitan GagasMedia gitu, lebih banyak kenal sama penulis dan orang-orang PH. Terlepas dari itu semua Christian bisa belajar banyak, baik sebagai penulis maupun editor. Karena saat dia mengedit, dia juga belajar dari tulisan itu. |
Alit Tisna Palupi, Peri Naskah Berada di posisi ini bikin Alit: melupakan keinginan untuk libur dan pulang ke Bandung, tapi mengingat lagi pelajaran bahasa Indonesia terutama tentang unsur-unsur intrinsik dalam sebuah tulisan. Belajar menghadapi berbagai karakter orang, belajar ngomong di depan orang juga. Lebih sering ke toko buku buat lihat buku-buku baru dan buku laku. |
Annisa Kurnia, Word Designer Berada di posisi ini bikin Ninish: Nggak bisa nolak kalo jadi moderator pas talkshow, nggak punya banyak pilihan kalo lagi deadline—tanpa mengurangi nafsu makan tentunya. Mau nggak mau, harus mengingat lagi pelajaran bahasa Indonesia, sedikit rese kalo nemuin buku yang dia tau editannya nggak beres. O,ya, lebih cerewet kalo ngadepin setter dan editor freelance! |
Resita Wahyu F, Dokter Naskah Berada di posisi ini bikin Resita : harus jadi orang yang siap ditelepon penulis pukul berapa aja. Editor siaga, bo! Bisa mendeteksi penyakit penulis sejak awal. Rajin ngingetin penulis soal deadline—karena dia juga dikejar deadline, pastinya harus ekstra sabar kalo ngadepin penulis yang sangat menguras kesabaraan dan ngeyelnya bikin tensi darah tinggi meningkat. Ibarat seorang dokter : Resita pun dituntut untuk terus belajar meningkatkan kemampuannya. |
Jeffri Fernando, Perupa Imaji Berada di posisi ini bikin Jeffri : melahap semua jenis bacaan, mengamati semua jenis desain, mulai iklan, cover buku, sampai kemasan produk apa pun. Frekuensi ke toko buku pun meningkat karena harus melihat perkembangan cover buku. Jeffri pun menjelma jadi ‘font freak’. Tiap kali melihat font yang ada di media apa pun, dia otomatis langsung menebak jenis font yang digunakan. Dan kebanyakannya sih bener. Posisi ini pun bikin jeffri harus belajar nego ke pemasaran, pemimpin redaksi, dan penulis ketika ia mempresentasikan desain-desain cover yang dibuatnya. |
Wahyu Suwarni, Pewajah Isi Berada di posisi ini membuat Wahyu menjadi: Lebih ekspresif, seneng baca, dan tahu dunia sekitar. |
Dwi Anisa Anindhika, Conceptor Designer Berada di posisi ini bikin Nisa jadi: lebih sering berkhayal dan mengeluarkan imajinasi sebelum tidur. Paginya, langsung buru-buru ke kantor untuk menuangkannya di komputer tercinta. Selain itu jadi sering ke toko buku untuk melihat perkembangan desain terkini. Supaya nggak ketinggalan zaman dong! Kemudian, jadi lebih tau tentang masalah percetakan. Sesuatu yang sebenarnya harus diketahui oleh semua desainer, supaya hasil desain dan finishing cover sesuai dengan yang diinginkan. |
Gita Romadhona, Editor GagasMedia Menjalani profesi editor tampaknya membuat Gita menjadi lebih gampang waswas sekaligus mawas. Lebih bisa menghargai kesalahan edit yang ditemuinya di buku-buku editan orang lain–bo, biasanya Gita no compromise, dan selalu terkesan terburu-buru karena dikejar deadline. O,ya, jangan ganggu Gita menjelang hari Jumat malam. You can make appointment as long as it is not Friday. Dia punya jadwal wajib yang nggak boleh diganggu loh… |
Deta Oktaria, Web Content Berada di posisi ini bikin Deta : menganggap mejanya itu ibarat toko buku. Semua jenis buku ada, bo! Mobilitas tinggi—soalnya dia harus bolak-balik Arteri-Montong. Lebih sabar dan harus bisa menerjemahkan mau semua orang ke dalam web.
|