Untuk mempermudah bayangan level sensualitas di novel romance, GagasMedia memakai teori 12 Steps to Intimacy-nya Desmond Morris sebagai panduan.
- Eye to body (deskripsi kekaguman saat pertama kali melihat pasangan)
Dari mata turun ke hati—begitulah cara paling simpel untuk menjelaskan level terendah dari sensualitas Desmond Morris ini. Contoh:
“Daniel?” panggilnya lembut.
Tapi laki-laki itu tak kunjung menoleh. Bahkan ketika Nadia berjalan pelan ke sofa empuk, tak jauh dari tempat laki-laki itu berdiri. Sosok tinggi dan atletis itu tetap di sana, bergeming seperti patung Yunani, dan membisu seperti batu. Sesuatu dari dalam diri Daniel membuat Nadia mendadak canggung. Dia lalu berdehem, sambil berusaha menawarkan perasaannya yang berdebar-debar.
“Daniel?” Dia memanggilnya lagi. - Eye to eye (saling bertatap mata)
Momen indah saat kedua orang yang jatuh cinta itu saling menatap. Contoh:
“Aku senang kamu ada di sini,” kata Devon sungguh-sungguh. Sesaat, mata mereka bertemu di udara. Waktu berhenti untuk mereka berdua.
“Aku juga,” aku Aria, tak berani berkedip barang sedetik pun. Dia tak ingin melewatkan saat-saat indah ini… sebelum Daniel meninggalkan Indonesia. - Voice to voice (percakapan romantis dengan pasangan)
Obrolan romantis, dari hati ke hati, adalah favorit sebagian besar pembaca romance. Bahkan, beberapa mengenangnya sebagai quote yang tak terlupakan. Contoh:
Alvin menarik napas panjang sebelum berkata, “Aku mencintaimu.”
Sebelum Dewi bereaksi atas ucapannya barusan, laki-laki itu buru-buru menempelkan telunjuknya di bibir perempuan itu. Setelah jeda beberapa saat, Alvin baru melanjutkan, “Aku tak bisa menjamin akulah yang kau inginkan. Tapi aku berjanji menjadi laki-laki yang kau butuhkan.
Dewi tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca. - Hand to hand (berpegangan tangan dengan pasangan)
Sentuhan skin-to-skin (kulit bertemu kulit) dimulai sejak tahap ini. Dan cukup banyak juga cerita romantis dimulai dengan jabatan tangan. Contoh:
Untuk pertama kalinya, sejak sisa siang itu, Kania merasa tenang. Dia membiarkan Hadi memanjakannya di tempat tidur; memperbaiki letak bantal sehingga dia bisa menyandarkan tubuh dengan nyaman, membuatkan segelas teh melati. Setelah meletakkan cangkir berisi cairan hangat itu di bawah lampu meja, Hadi menggenggam tangannya dengan lembut. Jari-jari panjang laki-laki itu merangkul jari-jarinya seolah menjanjikan perlindungan—sesuatu yang bisa dia percayakan pada Hadi.
“Jangan mikir yang berat-berat dulu,” katanya, membelai punggung tangan Kania dan mengalirkan gejolak aneh di dalam dirinya. “Aku pengen kamu istirahat sepuasnya, biar pusingnya cepat sembuh.” - Arm to shoulder (menyentuh bahu pasangan)
Gestur romantis skin-to-skin masih berlanjut di tahap ini. Contoh:
Christopher menyentuh bahu Rachel dan gelenyar panas dengan cepat menjalari lengan sampai ke kuku-kuku tangannya. Padahal katanya kuku jari tak bisa merasakan apa-apa.
Rachel menggumam dalam hati, hanya karena Christopher tunangan kakaknya, bukan berarti dia kebal terhadap pesona laki-laki itu.
“Sudah malam,” ujarnya lembut. - Arm to waist (meletakkan tangan di pinggang)
Bayangkan adegan dansa, pelukan mesra dari belakang, atau momen ‘kecelakaan’ yang membawa pembaca ke suasana intens antar tokoh utama. Contoh:
Sejurus kemudian, Juliet menyesali kekeraskepalaannya. Menepis uluran tangan Romeo justru membuatnya terjerumus ke masalah yang lebih besar. Dia tergelincir di atas lantai marmer yang baru dipel itu dan laki-laki itu langsung sigap menangkap tubuhnya. Sesaat, Juliet merasa beruntung karena tak sampai mempermalukan diri di depan Romeo. Tapi merasakan lengan berotot laki-laki itu di pinggulnya adalah masalah besar.
“Lepaskan!” perintahnya dengan suara gemetar. Menatap langsung mata cokelat Romeo mengisi daftar panjang kesalahannya sepanjang hati itu.
“Tapi kamu nanti bakal jatuh.” Brengsek, dia tersenyum! - Mouth to mouth (berciuman)
Apa ini masih perlu dijelaskan? Semua yang berjiwa romantis tahu, berciuman dengan orang yang disayang akan menjadi kenangan terindah selamanya…. Contoh:
Tora mencondongkan tubuhnya dan menekan bibirnya ke bibir Lidya. Tuhan, bibirnya lembut dan mengingatkannya pada es krim. Lembut dan adiktif. Dia menemukan sensasi dingin mint dari permen karet yang tadi dikunyah cewek itu. Pikiran warasnya hilang sesaat, terbius pengalaman baru yang ditemukannya bersama Nadia.
“Apa kamu mikirin Gita saat nyium aku?” tanya Nadia setelah mereka menghentikan ciuman itu.
Tora nggak menjawab. Dan, seperti bisa membaca pikirannya, Lidya menampar cowok itu. - Hand to head (menyentuh kepala pasangan)
Belaian lembut di kepala terbukti bisa membuat nyaman pasangan lho! Contoh:
Dua belas tahun harusnya cukup untuk melupakan Andi.
Tapi saat laki-laki itu membelai lembut kepalanya, menelusuri riak rambutnya, Rania tiba-tiba merasa masa-masa penghukuman diri itu tak ada gunanya. Laki-laki itu akan terus menghantuinya, tinggal di dalam dirinya seperti jiwa kedua.
Menyadari itu, air mata Rania menetes.
“Kasih aku satu kesempatan lagi, Ran,” pintanya dengan nada memelas.
Rania menggeleng pelan. “Aku bisa saja memaafkanmu, Di. Tapi membayangkanmu mengecewakanku lagi kedua kalinya… jujur, Di, aku nggak kuat.” - Hand to body (menjelajahi tubuh pasangan)
Kalau kamu pintar memainkan kartumu, kamu bisa membuat adegan biasa jadi sesuatu yang romantis. Contoh:
Denyut nadi Ardian semakin cepat. Pakaian basah mereka tak mampu menghentikan gejolak di antara keduanya. Ardian menatap Risa, dan perempuan itu membalasnya dengan senyum tipis di bibir gemetarnya.
“Semuanya bakal baik-baik saja,” kata Ardian, mencoba berpikiran positif. “Begitu tim SAR menemukan bangkai pesawat itu, mereka akan melakukan pencarian intensif, menyisir daerah ini. Kita akan selamat.”
Risa meletakkan kepalanya di dada laki-laki itu sembari mempererat dekapannya. “Aku lebih takut dengan pertanyaan yang akan kita hadapi begitu mereka menyelamatkan kita nanti.”
Sebelum Ardian mengatakan sesuatu, Risa melanjutkan, “Kamu pikir mereka nggak bakal bertanya-tanya, sedang apa perempuan bersuami berduaan saja dengan laki-laki muda ke pulau terpencil?” - Mouth to breast (mencium payudara pasangan)
Novel-novel luar memang sudah biasa dengan gestur tahap ini. Tapi untuk kategori novel lokal, masih terbilang verboden (terlarang). Bagaimana pun juga, pembaca kita masih mendambakan kisah cinta yang romantis—bukan erotis. - Hand to genitals (merangsang pasangan dengan tangan)
Sama saja dengan tahap sebelumnya, gestur ini terlarang buat penulisan novel romance lokal. - Genitals to genitals (hubungan seksual)
Pengecualian di tahap ini, tak sedikit novel lokal yang bisa menceritakan adegan seksual dengan halus, tanpa bertujuan merangsang pembaca. Jadi, berkreasilah khusus bagian verboden yang satu ini.
Domestic Drama, Classic Romance: 1-7
Mainstream Romance: 1-9