#TanyaPenulis: Ollie

passport-to-happiness

Ollie, penulis yang satu ini tidak hanya produktif dalam menghasilkan karya, tetapi juga sukses mengembangkan kariernya di bidang lain sebagai seorang pengusaha muda. Kini, Ollie hadir kembali dengan karya terbarunya Passport to Happines.

passport-to-happinessOllie, penulis yang satu ini tidak hanya produktif dalam menghasilkan karya, tetapi juga sukses mengembangkan kariernya di bidang lain sebagai seorang pengusaha muda. Kini, Ollie hadir kembali dengan karya terbarunya Passport to Happines.

Passport to Happiness bercerita tentang perjalanan Ollie mencari makna bahagia. Ia mengunjungi banyak tempat menarik dan memiliki kisah di baliknya. Ia menemukan arti kedamaian di Ubud, indahnya bahasa puisi di Dublin, kebaikan dan kasih sayang di Moskow, hingga belajar mencintai diri sendiri di Seoul.

Passport to Happiness adalah karya ke-27 Ollie yang telah terbit dalam bentuk buku.

Banyak cerita dan ilmu yang bisa kita dapatkan dari Ollie, khususnya di bidang kepenulisan. Beberapa di antaranya terangkum dalam tanya-jawab di bawah ini.

@AepSB13: apa modal terpenting untuk menjadi seorang penulis yang baik?
Pikiran kritis yang selalu mengobservasi lingkungan dengan banyak pertanyaan. Pertanyaan adalah sumber bahan bakar dari tulisan. Latihan juga menjadi modal penting. Menulislah setiap hari agar terbiasa mengekspresikan opini lewat tulisan.

@wiwik_chakii: selain latihan menulis apa yang bisa dilakukan penulis pemula?
Banyak membaca akan menambah kosa kata dan meluaskan pengetahuan yang kita perlukan untuk menulis buku. Saya membaca dua buku setiap hari, bahkan lebih jika saya sedang memulai proses riset dalam menulis buku.

@syifasp: bagaimana tip untuk mempromosikan sendiri buku yang sudah terbit?
Promosikan buku mulai dari orang-orang dekat kamu. Semakin paham mereka dengan bukumu, mereka akan menjadi ‘agen marketing terbaik’ untuk bukumu. Setelah itu, gunakan social media untuk mempromosikan buku. Banyak cara yang bisa dilakukan, saya misalnya, membuat quotes-quotes yang diambil dari buku saya untuk di-share di social media beserta sedikit cerita tentang quotes tersebut. Orang menjadi penasaran ingin membaca lebih lanjut!

@indy_sumaryo: bagaimana mengatur mood management untuk tetap semangat menulis?
Pada saat mulai menulis, harus tahu terlebih dahulu mengapa kamu menulis buku ini, apa tujuan dan motivasi-nya? Misal, kamu  menulis sebagai hadiah ulang tahun untuk ibumu, maka semangat kamu tidak akan mengendur, bahkan semakin kuat karena dikejar ‘deadline’ ulang tahun ibu sudah tinggal sebentar lagi 😀 Cara lain adalah dengan bergabung dengan komunitas menulis agar selalu tertular semangat menulisnya. Juga banyak membaca buku-buku dari penulis yang satu ‘aliran’ dengan tulisanmu.

@Bintang_Ach: pepatah mengatakan: “a good book has no ending“. Apakah kakak setuju dengan itu? Mengapa?
Setuju. A good book has no ending karena selamanya akan meninggalkan kesan mendalam di hati seseorang.

@ariniangger: apakah seorang penulis harus mahir dengan kata baku?
Seorang penulis buku berbahasa Indonesia wajib mengetahui aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

@Lestyo_yupi: apakah seorang penulis harus menentukan mau menulis dengan genre tertentu?
Memilih genre akan mempermudah seorang penulis dalam menentukan gaya bahasa dan voice dalam tulisan. Tapi, seorang penulis berhak untuk mulai menulis tanpa mengetahui genre-nya.

@safiksi: sebagai penulis pernahkah kepikiran buat diri pribadi untuk memiliki karakter dalam tulisan?
Dari awal, novel pertama saya mengambil banyak dari karakter saya di tokoh utamanya. Dan ini wajar karena akan mempermudah penulis (khususnya pemula) dalam menghasilkan karya dan penulisan karakter yang kuat.

@nungi1: apa yang harus dilakukan jika naskah yang sudah jadi tidak sesuai dengan keinginan kita?
Pertama, harus paham dulu, tidak sesuainya di bagian mana dan apa alasannya. Jangan sampai hanya karena ‘perasaan’ saja. Kita bisa jadi kritikus paling berat bagi diri sendiri. Seetelah tahu bagian mana dari naskah yang tidak sesuai, kamu bisa mulai mengedit sesuai dengan referensi naskah orang lain yang kamu sukai.

@sucikudo: pernahkah merasa tidak percaya diri dengan karya yang sedang ditulis?
Sering. Saya sudah menulis 30 buku dalam berbagai genre, mulai dari fiksi seperti novel, hinggal non-fiksi seperti buku komputer dan buku biografi. Setiap buku membawa insecurity-nya masing-masing. Rasa tidak percaya diri ini akan selalu ada, karena penulis sudah memilih jalan hidupnya dengan ‘berani’ dan siap karyanya dibaca banyak orang. Akan banyak kepala yang menafsirkan tulisannya. Tidak semua akan bilang bagus. Dan itu normal.

RACUN SANGGA