#TanyaPenulis: Reza Pahlevi

reza pahlevi gagasmedia

Siapa bilang urusan cinta harus melulu berakhir bahagia? Ada, lho, orang yang akhir kisah cintanya malah kurang menyenangkan. Contohnya ya, Reza Pahlevi. Tapi bukan Reza namanya kalau nyerah begitu saja menghadapi patah hati. Buktinya, melalui buku (Ex)Perience, Reza menyulap patah hatinya menjadi sesuatu yang menghibur.


Seperti apa, ya, kisah cinta Reza dalam (Ex)Perience? Yuk, simak melalui #TanyaPenulis berikut ini.

 

@redhasheila: Om, setahu aku om eja kan sibuk banget tuh. Kelihatannya kayak gak pernah ada waktu kosongnya gitu. Tiap hari ada aja tempat yang dituju, saat kuliah, jalan-jalan, dll. Bagaimana sih cara ngatur waktu buat nulis buku (Ex)Perience ini? Terus kan tiap orang pasti punya mood yang suka berubah-ubah gitu, motivasi Om Eja itu apa sih selama nulis buku ini? Terus harapan Om @rezaphlv buat para pembaca (Ex)perience ini apa? Terima kasih.

 

Nah itu, aku biasanya nulis di mana aja. Karena aku sering bawa laptop ke mana-mana. Aku pernah nulis di Singapore, Malang, Banyuwangi, Medan, dan banyak tempat lainnya. Supaya gak lupa, jadi aku langsung tulis apa yang ada di pikiranku. Kalau lagi gak mood ya jangan dipaksa, nanti tulisannya jelek. Kemarin, yang bikin aku lama nulisnya juga karena susah ngumpulin mood-nya. Harapannya, semoga yang baca bisa terinspirasi, ambil yang baik-baiknya aja. Mohon maaf kalau masih banyak kekurangan. Dan aku juga sangat menerima saran serta kritik, loh 🙂

 

Reza depan@monikasari99: Om @rezaphlv aku dengar om nge-fans juga sama bang Radit? Aku juga suka sama Bang Radit, banget malah. Pertanyaannya bagaimana sih caranya agar kita bisa mengikuti jejak tulisan orang yang kita suka, bukan maksudnya plagiat, hanya untuk sumber inspirasi. Karena aku tahu penulis pasti memiliki ciri khas tersendiri, dan Bang Radit pun sering kali mengajarkan banyak hal tentang kepenulisan.

 

Aku juga nge-fans banget sama Bang Radit! Doi idolaku dalam menulis. Kalau aku sih aku pelajari dari dia, ambil baik-baiknya, terus tulis dengan versi kalian. Pakai gaya bahasa kalian. Pake ciri khas kalian. Jadi inspirasi sama belajarnya dari Bang Radit, tapi hasilnya dari hasil tulisan kalian.

 

@karinaasrii: menurut gue gak gampang buat ceritain pengalaman hidup, karena pastinya bakal kelihatan baik buruk pribadi kita sendiri ke pembaca. Jadi, kira-kira apa yang kali pertama terlintas untuk buat buku tentang pengalaman pribadi?

 

Kalau baiknya gak perlu, sih, karena siapa tahu bisa menginspirasi. Paling buruknya aku saring biar gak jadi bumerang untuk nyebarin aib sendiri atau malah jadi bikin orang lain mandang kita buruk. Setelah itu, editorku membantu menyaring sekali lagi deh untuk yang buruk-buruknya.

 

@flourensyaarios: Kak, pernah tidak mengalami naik-turun, pasang-surut mood dalam penyelesaian buku (Ex)perience ini? Bagaimana cara mengatasi hal itu, Kak?

 

Sering banget. Aku cuma selalu inget sama kata-kata, “Remember why you started“. Kenapa aku harus berhenti, terus semangat ngelanjutin, karena aku ingat kenapa aku akhirnya menutuskan untuk nulis buku.

 

@yfnidaa: kenapa sih di buku pertama, Om Eja lebih milih ngebahas tentang mantan? Sedangkan banyak topik lain yang menarik perhatian pembaca.

 

Karena apa pun yang aku tulis tentang mantan/relationship di masa lalu di blog/askfm biasanya audience-nya lebih banyak. Jadi based on demand juga. Kebetulan juga para mantan masih kontakan 🙂

 

@evaagustin_: Apa tanggapan pertama kamu ketika dikontak sama pihak GagasMedia buat bikin buku dan bagaimana reaksi kamu ketika sudah berbulan-bulan belum selesai dan ditagih naskahnya.

 

Dikontak pertama banget I was like “GILAAAA??? GAGASMEDIAAA??? PENERBITNYA RADITYA DIKAAA??” Terus gue pingsan. Kurang lebih kayak gitu. Hahahahaha. Terus habis itu disiksa editor, diteror deadline tiap saat. Dan akhirnya berakhir setelah bukunya selesai 🙂

 

@yenilllll: Kamu mulai nulis dari blog, dan sekarang sudah bisa nerbitin satu karya buku. Apa dengan terbitnya buku (Ex)perience ini, kamu masih akan tetap rajin nulis di blog atau malah vakum? Dan apa sih yang membuat kamu suka dengan dunia menulis?

 

MASIH BANGET. Malah habis launching (Ex)perience gue makin rajin nulis lagi buat post-post di blog atau post-post jawaban di askfm. Gue anaknya dari dulu suka banget bercerita. Story telling. Jadi nulis ya story telling versi gak langsung, versi gue :p

 

@duniawattpad_indonesia: Om, kan udah punya 2 mimpi yang terwujud (nerbitin buku plus pergi ke Jepang), apa sih alasan paling kuat yang buat Om berpikir itu harus menjadi kenyataan bukan hanya sekadar mimpi di siang bolong? Soalnya aku masih punya banyak mimpi yang belum terwujud, dan aku sempat berpikir mimpi itu gak akan terwujud kalau gak disertai alasan yang kuat, alasan kenapa mimpi itu harus terwjud.

 

Cara paling gampang mewujudkan mimpi adalah, ya bangun. Usaha buat mimpi itu jadi kenyataan. Bukan cuma dibayangin atau dimimpiin sampai bengong dan malah gak ngapa-ngapain. Dari usaha-usaha itu pasti Tuhan kasih jalan untuk kita supaya mimpi kita jadi kenyataan.

 

@saputridiana06: ada gak mantan yang Om ceritain di buku itu langsung ngerasa kalau itu benar dia dan langsung hubungin Om Eja? Kalau iya, reaksinya bagaimana?

Reaksi khusus sih gak ada. Karena sebelum aku publish, saat proses penulisan aku sudah kontak mereka satu per satu dan meminta izin :p

 

 

@meidianapu: siapa aja sih orang sekitar kak @rezaphlv yang mendampingi dan men-support Kak Reza buat menulis buku? Dan hal apa yang membuat Kak Reza semangat buat menulis buku?

 

Banyak. Pacarku. Teman-teman deketku. Teman kampus. Marco, Dori, Kak Elly. Teman-teman di askfm. Banyak banget. Yang bikin semangat tiap aku denger kata-kata, “KAPAN BUKU LO SELESAI GUE GA SABAR MAU BACA”.

 

Wah, asyik juga, ya tanya jawabnya. Ayo, kamu yang belum baca pengalaman serunya Reza bersama para mantannya, buruan baca deh buku (Ex)perience. Kunjungi toko buku terdekat atau unduh ebook-nya di PlayStore.

 

 

RACUN SANGGA