Hari gene nggak punya pacar? Sah-sah aja sih. Tapi kalo kelamaan, nggak enak juga kali ya. Kayak yang dirasain Jono, cowok berperut teplek, berkulit sawo matang, dan produksi asli keluarga caturwarga, alias Sunda.
Status jomblo yang udah dipegang Jono selama lima tahun ternyata meresahkan dirinya. Itu berarti Jono udah melewati lima kali musim duren, lima kali musim hujan, lima kali musim panas, lima kali lebaran haji, lima kali valentine, dan lima kali ulang tahunnya sendiri tanpa kehadiran seorang cewek.
Kejenuhannya sebagai seorang jomblo akhirnya membuat Jono berkeputusan untuk mencari pacar saat ini juga. Berbagai pun cara ditempuh. Mulai dari tepe—alias tebar pesona—di depan anak-anak jurusan manajemen tempat kuliahnya, sampai mencoba peruntungan mendapatkan pacar melalui dunia maya.
Bersama sahabatnya, Niko, Jono memulai pencarian di warnet sebelah kampusnya. Yang mengejutkan, baru sekali mencoba, dia langsung mendapat kenalan. Dari sana, mereka berdua semakin akrab dari hari ke hari. Sebenarnya, Jono itu nggak jelek-jelek banget kok. Buktinya ada seseorang yang cinta banget ama dia. Cuma aja, Jono itu orangnya sok perfect. Ya, jadinya gajah dipelupuk mata nggak keliatan.
Waktu Jono lagi deket-deketnya sama itu cewek, Niko pun juga mulai deket sama seseorang. Buat Niko, dari sekian banyak cewek yang berhasil dia gebet, hanya Rara yang bisa bikin dia deg-deg-serr!!!
Akan tetapi, semua tidak berjalan sempurna. Kekecewaan dan rasa pahit tidak lagi bisa dihindari. Begitu pula dengan Niko yang harus patah hati. Namun, apakah perjuangan berhenti sampai di sini aja? Apakah status jomblo yang lagi-lagi mereka sandang?
Merasakan pahitnya ngejomblo mungkin pernah kamu rasain. But don’t worry, just be happy. Seperti yang dirasakan Jono dalam novel Jomblo Narsis karya Dina Mardiana yang diterbitkan oleh GagasMedia ini.
Membaca novel kedua Dina ini, kamu bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Nggak hanya tampilan cover-nya aja yang nyentrik. Tapi juga dari gaya penulisan yang dituturkan oleh cewek kelahiran Tasikmalaya, 11 Desember 1983 ini. Kalo nggak ‘ngeh dengan penulisnya, kita bakal nyangka kalo novel ini ditulis oleh seorang cowok. Apalagi pas kita membaca isinya. Dijamin, cowok abis! Tapi, gimana pun juga unsur romantis dalam buku ini tetep ada lho. Di satu sisi, kamu bisa ketawa cekikikan, tapi di halaman berikutnya kamu juga bisa merasakan haru. Penasaran? Buruan baca novelnya.