Beautiful Liar: Terinspirasi Oleh Kancil si Pencuri Timun

photo--2

Mungkin nama Dyah Rinni tidak lagi terdengar asing bagi sebagian orang yang pernah membaca karyanya yang berjudul Unfriend You, terbitan GagasMedia, maupun novel-novelnya yang lain. Penulis yang biasa dipanggil Dee ini juga berhasil menjadi pemenang Kompetisi Menulis 7 Deadly Sins yang diadakan oleh GagasMedia.

photo--2Mungkin nama Dyah Rinni tidak lagi terdengar asing bagi sebagian orang yang pernah membaca karyanya yang berjudul Unfriend You, terbitan GagasMedia, maupun novel-novelnya yang lain. Penulis yang biasa dipanggil Dee ini juga berhasil menjadi pemenang Kompetisi Menulis 7 Deadly Sins yang diadakan oleh GagasMedia. Pada dasarnya, Dee menyukai tantangan dalam menulis; dan mengaplikasikan salah satu dosa mematikan dalam ceritanya merupakan tantangan yang sangat menarik baginya. Pada awalnya, ia memiliki perasaan yang cukup positif tentang peluangnya dalam kompetisi ini; namun bagian terberat dari sebuah kompetisi adalah ketidaktahuan tentang kemampuan peserta yang lain – sehingga Dee tidak berani menduga terlalu jauh. Meskipun Dee sudah pernah menerbitkan novel sebelumnya, prestis memenangkan kompetisi menulis adalah sesuatu yang berbeda. Tentunya hal tersebut membuatnya sangat senang karena telah berhasil terpilih sebagai pemenang.

Dosa mematikan yang dipilih Dee untuk tulisannya adalah dosa yang ia rasa tidak banyak dipilih oleh peserta lain, yaitu greed – keserakahan. Sebelum menjatuhkan pilihannya, Dee membuat daftar semua ide yang bisa ia kembangkan dari semua dosa mematikan yang ada. Dari semua pilihan yang ada, ia memiliki ide menarik – namun dibutuhkan riset yang cukup mendalam. Oleh karena keterbatasan waktu dan juga tenaga, Dee akhirnya memilih ide yang menarik namun tidak memerlukan riset yang berlebihan. Naskah dengan judul Beautiful Liar yang ditulisnya adalah sebuah cerita teenlit yang mengangkat tema persahabatan, kegilaan pada uang, dan juga tentang pilihan hidup.

Beautiful Liar adalah kisah tentang Lunetta, anak seorang penipu yang dipaksa untuk hidup normal bersama mamanya karena papanya dikejar oleh polisi. Ia membenci mamanya yang sudah menikah lagi dan Lunetta melakukan segala upaya agar bisa kembali pada papanya. Tetapi perjalanan hidup Lunetta tidak mudah karena di sekolahnya yang baru, ia dipertemukan dengan Miss Nadine – guru yang seolah bisa membaca semua langkahnya. Lunetta juga mengenal Badai, seorang lelaki yang mengacaukan rencana dan bahkan hatinya. Cerita remaja ini membawa pesan bahwa tidak bisa dipungkiri semua orang membutuhkan uang untuk hidup, namun ada banyak hal yang tidak bisa dibeli oleh uang – termasuk cinta dan persahabatan. Jika tidak hati-hati dalam mengambil keputusan, kehilangan hal-hal yang sebenarnya jauh lebih berharga daripada uang bisa menjadi akibatnya.

Dee berhasil menyelesaikan naskah Beautiful Liar dalam waktu 45 hari, meskipun saat itu kondisinya sedang tidak maksimal. Oleh karena itu, ia membuat outline setiap bab beserta dengan penjabaran adegannya, dan juga target halaman yang harus dipenuhi. Dengan demikian, setiap harinya ia sudah tahu apa yang harus ditulisnya. Inspirasi naskah Beautiful Liar sendiri salah satunya berasal dari dongeng kancil mencuri timun. Bagi kebanyakan orang, sosok kancil merupakan simbol kecerdikan; akan tetapi sesungguhnya kancil juga dapat disimbolkan sebagai makhluk yang licik. Itu sebabnya, penulis yang sedang bekerja sebagai editor buku fiksi ini menulis kisah tentang penipuan yang akan mencerminkan sifat serakah. Hampir semua orang membenci penipu, tetapi pada saat yang sama harus mengakui bahwa mereka adalah orang-orang cerdas yang bisa mengakali aturan alam – walaupun tentunya sangat tidak menyenangkan bagi para korbannya.

Dee yang mengagumi keberhasilan penulis seperti J.K. Rowling maupun Dan Brown ini juga berharap ia masih bisa bekerja sama dengan GagasMedia di masa depan. Untuk tahun ini, ia berencana menulis romance dewasa muda – sebagai variasi karena ia sudah banyak menulis cerita remaja di tahun yang sebelumnya. Ia pun berharap para pembaca dapat bersenang-senang saat masuk ke dalam dunia yang diciptakannya. Dee juga selalu terbuka terhadap masukan dari pembaca – lewat twitter-nya @deetopia – karena baginya tidak ada yang lebih menyenangkan daripada pembicaraan tentang sebuah buku, baik pembaca itu menyukai karyanya atau sebaliknya ☺

 

RACUN SANGGA