Kehilangan. Siapa pun tentu berharap tidak akan merasakannya. Namun, kehidupan tidaklah imbang jika kita hanya merasakan pertemuan atau kelahiran tanpa ada kehilangan. Begitu pun dengan cinta. Siapa saja bisa kehilangan cinta, termasuk Shalom.
Beberapa hari menjelang pernikahannya, Shalom harus rela kehilangan Harmein Khagy, tunangannya. Operasi jantung yang dijalankan Harmein tanpa sepengetahuan Shalom mengalami kegagalan yang membuatnya meregang nyawa.
Tidak ada yang dapat dilakukan Shalom selain menjalankan hidupnya kembali seperti sedia kala. Sayangnya, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada ruang kosong yang ditinggalkan Harmein dalam diri Shalom dan tentunya kenangan-kenangan indah bersamanya.
Dan kini, meski Shalom telah menemukan pendamping yang baru dalam kehidupan cintanya, cincin pertunangannya dengan Harmein masih melingkar di jari manisnya. Bagi Shalom, cincin tersebut merupakan penghubungnya dengan Harmein.
Sebegitu besarnya arti Harmein bagi Shalom. Namun, sampai kapan Shalom harus “menggenggam” masa lalunya itu, sedangkan kini ia pun harus memperjuangkan cintanya dari kehancuran?
Memento adalah sebuah novel karya Wulan Dewatra yang akan mengajak kamu menyesapi arti sebuah kehilangan. Novel terbitan GagasMedia ini begitu menguras emosi saat kamu membacanya. Di dalamnya, kamu tidak hanya akan menemukan kisah cinta yang penuh derai air mata. Tetapi juga pengkhianatan, dendam, dan pengorbanan.