Pudar; Mengapa Cinta Harus Berlalu
Jung Seung Wo pernah merasakan cinta yang tak terucap. Kala itu, ia hanya sanggup menyimpan cinta yang ia miliki untuk Hye Rin di dalam hati. Hingga kini—di tahun terakhir masa kuliahnya—belum ada satu wanita pun yang sanggup membuat hati Seung Wo bergetar lagi.
“Aku ingin perasaan itu datang tanpa aku harus mencoba untuk mencarinya”. Itulah jawaban Seung Wo saat Bong Chan—sahabatnya—menanyakan tentang perasaannya terhadap wanita. Dan, jawaban itu juga yang kini menyentak hatinya saat ia mengenal Hana Sofia, mahasiswi Indonesia yang kuliah di Korea.
Entah apa yang ada dalam diri Hana hingga mampu membuat Seung Wo jatuh hati padanya. Sayangnya, cinta yang kini Seung Wo rasakan harus kembali menemui jalan buntu. Bukan karena bertepuk sebelah tangan atau tak sempat terucap, tetapi karena perbedaan keyakinan yang membuatnya tak bisa bersama.
Cinta tak pernah salah. Itulah yang Seung Wo tahu. Seung Wo pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk menikmati cinta itu meski ia tahu, mereka berdua tak mungkin meninggalkan keyakinan masing-masing hanya karena cinta.
Sayangnya, keinginan tak selalu bisa sejalan dengan kenyataan. Cinta pun tak selalu harus berjalan beriringan untuk tetap bahagia. Banyak yang harus Seung Wo korbankan jika ia tetap memilih menjalankan cintanya ini.
Pudar, sebuah novel karya Anif Khasanah, menceritakan tentang kisah cinta mengharukan yang terjadi antara dua insan berbeda budaya dan keyakinan. Novel terbitan GagasMedia ini begitu menyentuh perasaan. Membaca kisahnya menyadarkan kita akan indahnya perbedaan. Cinta dengan segala kekuatan dan pesonanya akan terasa lebih indah bila tidak ada seorang pun di sekeliling kita yang tersakiti karenanya.