Penulis yang satu ini memiliki banyak follower di berbagai akun media sosialnya dan sangat identik dengan tulisan yang bikin baper. Yup, dia adalah Boy Candra. Belum lama ini, Boy merilis novel terbarunya Pada Senja yang Membawamu Pergi.
Novel ini menyuguhkan tentang janji yang tak terpenuhi, mimpi yang tak kunjung menyatu, harapan yang pupus, dan usaha untuk membangun kembali rasa yang sempat terpuruk. Penasaran dengan novel terbaru Boy Candra ini? Yuk, intip melalui #TanyaPenulis di bawah ini.
@flourensyaarios: Kenapa Kak Boy pilih ‘senja’ dalam judul buku ini?
Khusus untuk buku ini; ada beberapa bagian yang memang terjadi pada senja, dan itu bagian cukup penting menurut saya. Makanya, dipakai judulnya dengan unsur ‘senja’. Silakan baca dan temukan sendiri, ya.
@jelen_jean: Kak Boy Candra, mau tanya bagaimana caranya menulis cerita dengan memasukkan perasaan kita ke dalam tulisan? Lalu, bagaimana caranya mendapatkan ide plot yang menarik? Sebenarnya ada ide cerita. Tapi sayang, tidak mengerti bagaimana harus memulainya. Bagaimana menuliskannya ke dalam tulisan dengan plot yang menarik.
Pertama; untuk memasukkan perasaan ke dalam cerita, tulislah cerita yang memang pernah kamu rasakan, ingin kamu rasakan. Tulis dengan sejujurnya perasaan, dengan tulus.
Ide plot yang menarik; sejujurnya bagian ini saya juga masih belajar. Namun, selama ini saya belajar dari membaca karya-karya penulis lain. Perbanyaklah membaca dan berlatih menulis, cara membuat plot cerita akan terbentuk dari sana. Menulis cerita yang baik bukan hal yang bisa dilakukan dengan instan, butuh latihan demi latihan.
@trinurzarahmawati: Ass. Uda @boycandra. Aku mau nanya nih, Uda sampai umur berapa mau nulis? Sekarang kan Uda masih muda, masih dekat sama dunia anak ABG, terus kalau sudah beranjak tua, masih mau nulis cerita dengan tema cinta-cintaan atau diganti sama yang lain?
Saya pernah menargetkan; saya ingin menulis 100 buku sebelum saya meninggal, untuk ukuran umur saya tidak punya target. Bagi saya menulis itu kegiatan yang menyenangkan, selama saya masih senang melakukannya, saya akan terus menulis.
Menulis cinta-cintaan sebenarnya tidak berbatas umur, mungkin nanti kalau saya sudah tua; cerita cinta yang ditulis juga berbeda tentunya—atau masih bisa tetap senuansa. Untuk menulis tema lain, selalu ada kemungkinan. Saya tidak pernah membatasi diri untuk belajar hal baru.
@ainunzhrh: Jika harus memilih ketika ingin menulis sebuah buku, kejadian nyata dengan nama yang disamarkan atau kejadian fiksi dengan nama asli dari pengalaman hidup, dan mengapa?
Keduanya mungkin terjadi. Sebenarnya, tidak ada satu buku pun yang benar-benar kejadian nyata seratus persen, bahkan saat ditulis berdasarkan kisah nyata. Begitu juga dengan fiksi, tidak ada yang benar-benar seratus persen fiksi dalam hidup penulis.
@smdf_: Bagaimana cara yang baik untuk memulai belajar menulis dengan baik dan benar?
Mulailah dengan kesenangan. Menulislah karena kamu senang menulis, atau jadikan menulis itu kesenangan baru.
@dindashafiera: Bagaimana cara kak Boy membuat kalimat yang biasa menjadi puitis dengan susunan kata yang berbeda? Saya rasa di situ letak kelebihan tulisan Kak Boy. Susunan kata yang tidak pasaran.
Saya penulis yang sebisa mungkin mencari kata-kata paling sederhana namun tidak banyak digunakan. Saya selalu menghindari menulis kata-kata yang berat dan asing, sebisa mungkin.
@dotatafuHallo: Saya mau tanya, apa yang kakak lakukan saat sedang berada di titik terjenuh menulis dan kemudian terbesit di pikiran kakak bahwa karya/tulisan itu tidak akan berhasil. Bagimana cara kakak agar tetap percaya pada keyakinan bahwa karya yang akan lahir jadi karya yang luar biasa bagi kakak?
Pertama; kalau jenuh, mungkin kurang istirahat. Istirahatlah—atau lakukan hal yang bikin kita senang.
Kedua; saya tidak pernah menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi untuk karya saya. Saya hanya bisa melakukan hal paling baik yang saya bisa. Hanya itu. Bagaimana nanti perjalanan buku/karya, kembali lagi ke pembaca. Saya percaya, satu buku yang baik tidak bisa dikerjakan oleh penulis saja, ada kerja sama banyak orang di dalamnya, termasuk pembaca. Ajaklah mereka terlibat dalam proses karya itu.
@vyselvia: Kenapa judul buku Kak Boy Candra selalu penuh dengan kesan ‘galau’? Apa ada alasan khusus? Apa itu salah satu ciri khas?
Kalau boleh ‘membela diri’, sebenarnya tidak semua berkesan galau. Tidak ada alasan khusus juga untuk hal itu. Saya selalu membuat sesuatu yang saat itu saya senang. Nah, kebetulan memang lagi senang seperti ini. Kalau ciri khas, sepertinya itu pembaca yang menetapkan.
@yovanloveindorestu: Aku mau bertanya, jika kelak di hari tua, Uda ingin dikenang sebagai penulis atau adakah keinginan lain?
Saya ingin dikenang sebagai teman yang menulis buku.
Masih belum puas dengan #TanyaPenulis di atas? So, buruan cari bukunya di toko buku kesayanganmu atau unduh ebook-nya via PlayStore.