GagasAddict tentu setuju dong, menjalankan syariat itu wajib hukumnya bagi kaum muslimin dan muslimah. Misalnya nih, bagi kaum perempuan, sudah sepatutnya mengenakan hijab untuk menutup auratnya. Namun, semua itu tentu harus melalui sebuah proses dan proses perubahan tiap orang pastinya berbeda-beda.
Proses inilah yang diungkapkan Riris Setio Rini dalam bukunya yang berjudul Story of My Hijrah. Seperti apa, sih, karya perdana Riris ini? Yuk, kita ikuti dalam #TanyaPenulis di bawah ini.
Titaratnaa: Hai Kak Riris, apa sih motivasi Kakak menulis buku ini? Apakah ada pengalaman pribadi?
Halo. Thank you pertanyaannnya ya! 🙂 Motivasi aku menulis itu agar bermanfaat aja. Karyaku pun masih ada ketika nanti akunya sudah tiada (meninggal). Selain itu, menulis adalah hobiku. Jadi, sesuatu yang berawal dari hobi itu yang membuat aku semangat.
indriani__sa: Kak Ris, bagaimana sih caranya supaya kita tetap konsisten dalam berhijab?
In my opinion cara untuk istiqomah memakai hijab yaitu yakin kalau semua—kita hidup dan mati—hanya karena Allah, ada di surah Al Mulk (2) bahwa hanya Allah yang berkehendak atas hidup dan mati kita. Sehingga yang menjawab dan menjamin kita hingga meninggal nanti adalah Allah. ^_^
Hanafrhani: Assalamu’alaikum Kak Riris. Aku mau tanya, dari mana saja kakak mendapatkan referensi untuk hal-hal yang berbau Islami dalam novel ini? Lalu, apakah berasal dari pengalaman pribadi atau orang lain? Terakhir, apakah menurut Kakak, menciptakan karakter si tokoh dalam cerita itu termasuk hal mudah/sulit? Apa saja sih tip dari Kakak untuk menguatkan karakter si tokoh tersebut?
Waalaikumussalam dear. Benar, ini cerita inspiratif Islami. Untuk menentukan tokohnya tidak sulit, kebetulan yang dituangkan di dalam buku ini adalah pengalaman saya dan sahabat-sahabat saya. ^_^ Buku ini lebih ditekankan kepada Al-Qur’an dan dalil shahih, jadi tidak ada ilmu yang “abu-abu” ketika ditangkap pembaca.
Nadyrahma: Hai Kak Ris, mau tanya, bagian tersulit dari hijrah yang telah atau sedang Kakak lakukan itu apa, Kak? Dan bagaimana cara Kakak melewati bagian tersulit itu?
Bagian tersulit yaitu ketika menetapkan pilihan untuk memakai hijrah syari. Namun, aku tetap mencoba mengistiqomahkan meski berat rasanya pas tahu kalau lingkungan eksternal saat itu belum mendukung aku buat berhijrah secara kaffah (syari).
rahmatika_rahma: Maaf sebelumnya Kak. Saat ini kan sedang marak perdebatan terkait agama di Indonesia. Apa saat menulis bukunya, Kakak pernah terbesit rasa takut akan dibully, atau takut bukunya tidak disukai beberapa kalangan?
Benar sekali. Jujur saja ada rasa takut ketika menulis Story of My Hijrah (keislamaan temanya). Tapi بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ aja dulu, semoga Allah mudahkan meski ini lebih diperuntukkan bagi kaum muslimah. Insyaa Allah kalau niat baik dan semua serba baik, Allah akan ridhoi, percayalah hehe. ^_^
natachae_: Halo Kak Riris, kenapa banyak penulis yang berucap “mending nggak usah jadi penulis”? Ketika mendengar hal ini apa yang Kakak pikirkan?
Penulis juga mempertanggungjawabkan apa yang dia tuangkan di buku dan itu cukup berat. ^_^ Menurut saya, menulis yang bertemakan motivasi Islam, pasti banyak sekali pro dan kontranya. Namun, saya tetap akan menjadi penulis.
cr.auliaa: Kak Riris, apakah kita sebagai muslimin dan muslimah harus berhijrah? Mengapa demikian?
Harus, hijrah itu wajib. ^_^ Karena kalau kita hanya stuck di tempat alias tidak ada proses perbaikan di dalam diri dan hidup kita, kita akan termasuk orang yang merugi. 🙂
Cahyatikiki: Bab apa yang menurut Kak Riris paling ngena banget di buku Story Of My Hijrah?
Bab “Mencintaimu dalam Diam”.
Adindaka: Menurut Kak Riris, godaan apa yang paling berat waktu menyelesaikan buku ini? Skripsi, cokelat, atau yang lainnya? Terus, bagaimana cara Kak Riris mengantisipasinya?
Skripsi!!! Caranya, ya selesaikan dua-duanya, hehe.
Story of My Hijrah sudah bisa kamu dapatkan di toko buku terdekat, lho. Sedangkan bagi kamu yang mau membeli ebook aslinya, bisa langsung mengunduhnya di PlayStore. Selamat membaca!