Winna Efendi merupakan salah satu penulis yang cukup produktif dalam mengeluarkan karya. Bahkan, bisa dibilang, karya-karya Winna begitu mampu mempermainkan perasaan para pembacanya. Begitu pun dengan karya terbarunya yang berjudul Someday.
Tidak hanya bikin baper, novel Someday pun mengambil tema yang berbeda dari novel kebanyakan. Seperti apa novelnya? Berikut sedikit bocoran untuk kamu yang belum sempat membaca Someday.
Rahmahrr: Hai, Kak Winna!Inspirasi Kakak menulis Someday didapat dari mana? Apakah selama penulisan Someday mengalami writer’s block? Kalau iya, bagaimana cara mengatasinya?
Writer’s block lebih ke kendala saat riset dan pengembangan psikologi serta pendalaman karakter (karena tema yang diangkat cukup berat dan asing bagi saya). Seiring dengan riset untungnya hal itu dapat teratasi sedikit demi sedikit. Untuk inspirasi, datangnya dari keseharian dan banyaknya kasus hubungan yang dipenuhi kekerasan dalam kehidupan modern.
aminatuzzahra255: Kak, saat membuat cerita Someday, menurut Kakak lebih susah mana: penggambaran setting, penentuan karakter, plot, twist atau menentukan ending? Alasannya?
Pengembangan karakter karena seiring dengan tema sensitif yang diangkat, menurutku diperlukan karakter yang terus evolve dan dibawa naik turun sesuai dengan perkembangan cerita. Karakter harus kuat, namun juga memiliki sisi rapuh. Harus dibuat jatuh, tapi bisa bangkit kembali. Dan sisi emosionalnya ini yang membutuhkan perhatian ekstra saat saya menuliskan Someday 🙂
st.fatimah1004: Halo, Kak Wina. Ada tantangan/kesulitan saat membuat Someday? Kalau ada bab berapa, Kak?
Tantangannya dari pendalaman emosi dan psikologi karakternya, juga tema yang agak ‘berat’. Riset iya dilakukan untuk setiap naskah, baik dari setting, pendalaman karakter dan aspek seputarnya seperti tema, pekerjaan, dll.
dewiadr_: bagaimana perasaan Kakak saat nulis novel ini? Terus apa yang Kakak lakukan supaya pembaca terbawa perasaan sama novel ini?
Campur aduk banget karena tema yang diangkat, juga perjalanan Chris dan Art ini naik turun dari segi emosi, dari senang ke sedih sampai patah hati dan luka. So it’s a big challenge 🙂
kiranathya31: Halo Kak, aku mau tanya apa Kakak sering melakukan self editing untuk novel Kakak sebelum diberikan ke penerbit? Jika iya, apa ada tip bagaiman cara self editing itu dan poin-poin apa yang harus diperhatikan saat melakukan self editing?
Yes, always. Self editing menurut saya amat perlu untuk memaksimalkan naskah yang kita tulis. Yang diperlukan adalah keseimbangan plot, setting, karakter, dialog, alur dan juga memastikan tidak banyak kesalahan grammar juga ejaan.
lalabook.land: bagaimana cara menciptakan karakter versi Kak Winna? Dan apakah penting untuk membuat karakter lovable dan melekat bagi pembaca?
Memastikan keseimbangan dalam aspek novel yang lain seperti karakter (readers love characters they can relate to and root for jadi sebisa mungkin kita membuat karakter yang tiga dimensi dengan segala keunikan kelebihan dan kekurangannya, dibanding sekadar karakter yang stereotipe), juga alur dan konflik yang pas, setting oke, dialog yang mengalir dan sesuai karakter.
ilmayullinda_: Dari semua karya Kak Winna, aku begitu mengagumi bagaimana Kakak menggambarkan setting/latar cerita. Sebenarnya bagaimana sih Kakak bisa melukiskan semua setting itu dalam bentuk tulisan yang indah? Is it based on your experience or do you only imagine it? I’m truly ur fans :”)
Halo, terima kasih! Untuk deskripsi setting dan lainnya lebih ke imajinasi lokasi terus berusaha kudeskripsikan. Dan deskripsi itu kurasa berkembang seiring dengan latihan 🙂 Lambat laun deskripsi bisa lebih mengalir dan lebih detail, semakin banyak kita menulis dan berlatih menuliskan deskripsi dan narasi.
Fyhnadya: Saya suka banget semua karya Kakak terlebih lagi, Happily Ever After, karena itu bikin saya nangis. Semua karya Kakak benar-benar menginspirasiku. Nah, pertanyaan apakah Kakak punya cara spesial untuk bisa menghipnotis readers sehingga bisa meresapi semua karya Kakak? Dan apakah Kakak punya author favorit yang menginspirasi Kakak? Kalau iya, siapa?
Halo, terima kasih! Penulis fave-ku banyak, tapi kalau genre teenlit Sarah Dessen yang hebat banget bikin karakter dan tema sederhana jadi mengena. Saya banyak belajar dari beliau, agar menciptakan karakter yang dekat di hati pembaca dan membuat pembaca merasa ‘gue banget’ saat membaca tulisannya. Salah satunya dengan menggali sisi emosional karakter dengan kadar yang pas.
khaisti_11: Kak Winna, bagaimana perasaan Kakak waktu kali pertama naskahnya masuk meja redaksi? Deg-degkan atau apa? Lalu, apakah perasaan itu masih berkelanjutan hingga saat ini?
Haha, iya masih nano nano rasanya. Sampai sekarang pun masih mengantisipasi apa kata editor dan apa yang bisa kami lakukan bersama untuk memperbaiki dan mengembangkan naskahnya.
Imratnasr: Hai, Kak Winna. Biasanya novel itu akan di sertai sebuah riset, nah apa saja riset yang Kakak lakukan untuk buku Someday ini?
Riset tema, riset tentang kekerasan dalam hubungan keluarga, psikologi, down syndrome, dan renang. Semuanya berkaitan dengan cerita.
evnaya_sofia: Hai, Kak Winna. Setiap penulis pasti kan punya keterikatan tersendiri dengan karyanya; seperti momen-momen menegangkan, haru, dan membuat tertawa sewaktu menulisnya. Kira-kira sisi mana yang membuat Kak Winna begitu terikat dengan Someday ini?
Terima kasih! Wah seru pertanyaannya. Apa ya… adegan yang bikin hati sakit yang membuat saya dekat dengan novel ini ya karakternya, Chris. Begitu banyak yang dihadapi dia yang membuat saya ikut merasakan jatuh bangunnya dan sisi emosionalnya, dan ada beberapa dalam diri Chris yang familier dengan saya, jadi bisa merasa lebih dekat dengan Chris.
Bagaimana, tertarik untuk membaca? Dapatkan segera novel Someday karya Winna Efendi ini di toko buku terdekat, atau unduh ebook-nya melalui PlayStore.
foto: Instagram Winna Efendi