Bisu. Merupakan takdir dan keputusan Tuhan yang sudah tidak bisa ditawar bagi umatnya. Bisu, sebagai bentuk cobaan ataupun keberuntungan bagi yang menerimanya dengan hati ikhlas dan keyakinan, bahwa ada hal baik di antara kekurangan yang dihadirkan kepada umatnya.
Pelacur, bukanlah anugerah dan bukan juga takdir yang Tuhan tentukan bagi umatnya. Pelacur hanyalah pilihan profesi.
Beno yang adalah seorang pria bisu yang tetap mensyukuri kekurangan yang diberikan Tuhan kepada dirinya. Berbeda dengan Laras yang tidak mampu mensyukuri anugerah terindah dengan kesempurnaan fisik dan kecantikan yang diberikan Tuhan kepada dirinya. Pasti Beno dan Laras memiliki alasan tersendiri untuk hal tersebut.
Perbedaan itu juga kentara dengan profesi keduanya, di mana Beno menggeluti pekerjaan yang halal walaupun hanya bekerja sebagai cleaning service di sasana tinju. Sedangkan Laras, enjoy dengan profesinya yang miring, sebagai pelacur. Sampai kapan Beno mendapatkan perlakuan yang tidak adil karena karena profesinya? Dan samapai kapan pula predikat tersebut ada pada diri Laras?
Namun ada satu kesamaan diantara mereka berdua. Keduanya memiliki keinginan. GUE SELALU BERMIMPI BISA MENDENGAR SUARA GUE SENDIRI. Ucap Beno pada selembar kertas.
“…Gue pernah berjanji untuk berhenti melacur. Janji yang pernah gue ucapin tidak hanya samu lu, tetapi pada semua orang. Pada Tuhan. Pada diri gue sendiri.”
Bagaimanakah kelanjutan cerita kedua anak manusia tersebut? Apakah mereka berdua dapat mencapai keinginannya masing-masing? Apakah kebersamaan mereka mampu menumbuhkan benih cinta di hati mereka berdua?
Novel Sang Dewi karya Moammar Emka yang diterbitkan GagasMedia ini benar-benar memberikan potret kehidupan yang keras. Potret kehidupan yang benar-benar nyata.
Alur ceritanya rapi…banget! Pokoknya secara keseluruhan novel ini oke deh!! Mungkin karena penulisnya juga kali ya?! Ya…buruan dong baca bukunya! Dijamin okehhhhhhh!!