Yuuk Sekolah ke Luar Negeri!
Kalau merasa malu jadi lulusan sarjana dari negara dunia ketiga (baca: Indonesia), maka melanjutkan sekolah di luar negeri tentu menjadi impian dan pilihan lain. Yang pasti semua orang tentu ingin belajar ke luar negeri dan tidak ingin menjadi katak dalam tempurung.
Sebenarnya, ada banyak tip untuk bisa melanjutkan belajar di luar negeri. Salah satu satunya sehabis lulus S1 bekerjalah menjadi dosen, PNS, atau NGO (Non Government Organisation). Emmh..mengapa demikian? Ya, kabarnya ada peluang yang lebih besar di lingkaran pekerjaan ini untuk mendapat beasiswa sekolah di luar negeri. Tip ini cukup manjur karena telah banyak teman yang mempraktikkannya. Dan sekarang mereka telah bertebaran di berbagai belahan negara. Ada yang di Norwegia, Australia, Inggris, dan Denmark.
Alasan lainnya adalah negara pemberi beasiswa lebih menyukai mereka bekerja pada sektor publik. Dengan tujuan “idealnya” sekembalinya ke negara masing-masing, ilmu yang telah didapat dapat disumbangkan ke masyarakat.
Namun, tidak wajib kok tip di atas. Malah kamu lebih merasa merdeka karena tidak membawa nama lembaga atau institusi. Masih banyak tip-tip lain untuk berburu beasiswa dan membuatmu tersenyum penuh gairah. Intinya sih, kamu rajin saja ngumpulin info sebanyak-banyaknya soal tujuan negara, fakultas dan jurusan yang ingin kamu ambil. Tinggal manfaatin saja dunia maya ini. Lalu rajinlah searching, googling, dan surfing deh.
Informasi-informasi seperti ini, juga bisa kamu korek dari teman atau internet. Kabarnya pada tahun 2007 ini pemerintah Australia lebih memprioritaskan membagi beasiswa untuk teman-teman di wilayah Indonesia Timur.
Saat kamu mengisi formulir beasiswa dan interviu, ada baiknya kamu memerhatikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Kalau belum ada bayangan tentang pertanyaan tersebut, nih sedikit bocorannya. Misalnya, kenapa kamu memilih jurusan tersebut, apa manfaat jurusan itu untuk masyarakat, apa rencana setelah selesai, dan alasan mengapa pemberi beasiswa harus memilih kamu.
Oya..selain mempersiapkan TOEFL atau IELTS, surat rekomendasi dari petinggi atau dosen di universitasmu juga penting. Mengenai detail perencanaan dan berbagai tip menarik soal belajar ke luar negeri bisa kamu temui di buku Studying Abroad.
Ada empat kata kunci yang ada dalam buku ini : studying, living, working, dan traveling. Buku yang ditulis Windy Aristanty dan Maurin Andri ini cukup rinci mengulas seluk beluk perencaan untuk belajar di luar negeri. Yang lebih menarik, buku ini juga membeberkan semacam testimoni para pelajar Indonesia yang pernah belajar di Amerika, Australia, Jepang, Italia, dan lainnya. Terlebih lagi ada tip-tip penting sedari berburu beasiswa, mencari akomodasi, cari side job, cara mengatasi culture shock, traveling hemat, dan lain sebagainya.
Nah, tertarik nggak sekolah di luar negeri? Kalau iya, persiapkan dari sekarang: mulai dari tes TOELF atau IELTS dan berburu beasiswa. Selanjutnya kebiasaan berinternet ria pun kudu dimanfaatkan untuk mencari info beasiswa ke luar negeri bukan? Dan buku Studying Abroad yang diterbitkan Gagasmedia ini sangat membantu merencanakan study-mu ke luar negeri. Tip ampuh terhindar dari sepuluh kesalahan dalam mengisi formulir pun bisa kamu temui dalam buku ini.
Ready for a new journey? Guys, seize your days….Challenge yourself. Demikian ucap Windy dan Maurin dalam buku yang bersampul kuning soft ini.