I Can (not) Hear on Kick Andy!
Siapapun tentu akan terenyuh ketika mendapati buah hatinya terlahir dengan suatu kekurangan. Namun, hal itu bukan berarti membuat kita patah semangat dan mengabaikannya.
Siapapun tentu akan terenyuh ketika mendapati buah hatinya terlahir dengan suatu kekurangan. Namun, hal itu bukan berarti membuat kita patah semangat dan mengabaikannya.
Hal inilah yang dialami oleh San C Wirakusuma, seorang ibu yang memiliki anak tuna rungu. Namun San-san, sapaan akrab San C Wirakusuma, tidak patah semangat dan terus berusaha mencarikan jalan terbaik bagi sang anak, Gwen, hingga ia mampu mendengar kembali.
Penasaran dengan kisah mengharukan dan penuh perjuangan dalam buku I Can (Not) Hear ini? Saksikan dalam program Kick Andy pada hari Jumat, 2 Oktober 2009, pukul 21.30 – 23.00 WIB.
—————————————————————————————————————————-
Buku ini wajib dibaca oleh semua orang tua. Buku ini sangat mengharukan dan inspiratif. Buku ini menceritakan perjuangan seorang ibu yang tidak menyerah kepada nasib tetapi berjuang pantang menyerah untuk mengubah nasib itu menjadi suatu berkah yang sangat berharga. Buku ini juga memberikan banyak pelajaran dan tips-tips yang sangat berguna bagi orang tua yang memiliki anak-anak tuna rungu maupun tidak. Semangat kepada semua ibu ! Anak-anak yang hebat adalah hasil perjuangan ibu-ibu yang hebat.
(Rina Jayani, ibu dari Ramzy, seorang anak tuna rungu. Yayasan Indonesia Mendengar)
I couldn’t hear, but now I can hear. Tadinya, saya tidak terpikir bahwa kemampuan mendengar yang saya miliki dengan terasa wajar ini sesungguhnya amat istimewa. Membaca buku ini kembali menyadarkan saya banyak hal, dari soal mensyukuri apa yang kita miliki sampai besarnya kekuatan sebuah tekad yang bisa mematahkan kemustahilan. Dikisahkan melalui penuturan seorang ibu yang membawa kita menyusuri kembali perjuangannya bersama sang putri yang berusaha mendengar dunia, kita ikut larut dalam penyangkalan, kepasrahan, hingga bentukan tekad untuk tidak menyerah pada rintangan. Dan kini, sang ibu, sang ayah, dan sang putri yang telah beranjak besar berbagi kisah inspiratif mereka, agar pengalaman dan perjuangan mereka itu tak hanya berguna bagi diri sendiri. Maukah Anda mendengarnya?
(Herdiana Hakim, Cleo Magazine)
Membaca buku ini begitu menyentuh. sebuah buku yang membuat saya ‘memakai sepatu’ penulisnya. Sama-sama seorang ibu jadi saya sangat mengerti apa tumpahan emosi yang dirasakannya. Saya kagum akan ketegaran penulis. Bagaimana perjuangannya menghadapi anak yang tuna rungu. Cinta kasih orang tua pada anak memang tak pernah terbatas dan kenal lelah.
Buku ini memberikan inspirasi yang luar biasa bagi saya. Semoga bagi Anda juga.
(Ninit Yunita, penulis dan pemilik www.istribawel.com)
Perjuangan San dan John untuk membuat anak mereka, Gwendolyne, yang biasa dipanggil Gwen, seorang tuna rungu, menjadi seperti anak normal lainnya—bisa mendengar—dalam buku ini membuat kita makin menyadari betapa dalam kasih orang tua terhadap anaknya, tak akan lekang dimakan waktu. Kasih yang tidak berhenti sampai di situ, tapi meluas ke orang lain di luar lingkungan keluarga mereka, yaitu dengan didirikannya Yayasan Indonesia Mendengar. Dengan membacanya, kita pun makin dikuatkan bahwa di balik setiap kejadian selalu tersimpan hikmah dan pelajaran yang besar.
(Lenny Situmeang. Language Editor Her World Indonesia)
Ini kisah tentang keteguhan hati, tekad yang besar, cinta yang luar biasa, dan perjuangan. Di atas segala-galanya, ini adalah kisah tentang kualitas kemanusiaan. Sangat indah dan menyentuh. Buku ini dapat memberikan inspirasi kepada siapa pun agar tidak mudah menyerah untuk sebuah halangan baik kecil ataupun besar dalam hidup.
(Nina Mutmainnah Armando. Dosen UI dan pengamat media, ibu dua orang anak)
Dapatkan segera bukunya di toko buku terdekat!
Link terkait: http://i-can-hear.blogspot.com