Jangan terlalu membenci seseorang, karena bisa jadi nantinya kamu malah jatuh cinta. Ungkapan itu sepertinya sangat cocok untuk menggambarkan hubungan Gwen dan Bara dalam novel Hate First, Love You Later karya Nimas Disri.
Yup, kisah Gwen dan Bara memang kisah benci jadi cinta. Tapi, ada sisi lain yang menjadikannya tidak biasa. Apa, ya, kira-kira? Temukan jawabannya melalui #TanyaPenulis bersama Nimas Disri berikut ini.
Pbookish.id: Dari mana sih ide cerita novel Hate First, Love You Later dan pesan apa sih yang ingin disampaikan lewat novel ini?
Nimasdisri: Novel ini ditulis saat aku hampir frustasi karena belum dapat pekerjaan. Pengalihanku menulis ini jadinya. Di sini aku membayangkan isi kantor yang fun, punya teman-teman yang asyik, bos rese, dll. Jadi frustasiku aku salurkan di tulisan yang jadi doa. Alhamdulillah di pertengahan tulisan yang aku post di Wattpad ini, aku dapat kerja. Setelah itu baru deh ditambah bumbu-bumbu konflik yang pedas kayak merica dan pedihnya bagai garam hehe. Mau tau apa konfliknya? Baca ya bukunya.
Umi_laila_sari: Bagaimana tentang proses “hamil” sampai “melahirkan” buku #HateFirstLoveYouLater. Ada drama mabuk sampai mau pingsan atau mulus aja kayak jalan tol?
Nimasdisri: Haduuuh ini kalau mau diceritain panjang bingits. Intinya nggak semulus yang terlihat. Aku bersyukur luar biasa saat @editor_gagasmedia tiba-tiba menghubungiku. Percaya gak percaya gitu. Tantangan terberat sih lebih dari diriku yang rempong sendiri. Tapi overall punya @gagasmedia sebagai rumah novelku, itu menyenangkan.
Official.khoerunnisa: Apa yang ingin Kakak sampaikan melalui novel ini, dan juga apakah ada alasan tertentu kenapa Kakak membuat novel ini?
Nimasdisri: Novel ini bertutur tentang kehidupan perkantoran yang rumit dengan segala kelakuan ajaib budak korporat di dalamnya. Tersimpan seklumit kisah cinta rumit antara bos dan karyawannya. Pesannya adalah, nggak selamanya orang yang kita lihat baik-baik saja itu benar-benar baik-baik saja. Setiap orang punya problematika yang nggak bisa kita judge hanya berdasarkan kulit luar. Baca yuk biar mendalami bedanya.
Astrndrn: Siapa sih tokoh di dalam cerita Kakak yang paling nggak bisa dilupain dan membekas banget di hati?
Nimasdisri: Yang gak bisa aku lupain? Reno dong! Anaknya si bos yang gemesin. Loh bosnya punya anak? Buat yang kepo baca, ya!
Milahsari55: Apakah tulisan Kakak sudah pernah dipublish di Wattpad atau di blog? Apakah ada penerbit lain yang melirik tulisan Kakak dan apa yang menjadikan Kakak akhirnya memilih GagasMedia untuk menerbitkan tulisan ini? Apakah Kakak punya kekhawatiran tulisan Kakak disamakan dengan tulisan dari penulis lain yang di Wattpad? Hal unik apa yang bisa didapatkan dari novel ini?
Nimasdisri: Aku sebelumnya nulis cerita ini di Wattpad. Sampai sekarang Wattpad-ku masih aktif dan masih banyak ide untuk cerita baru. Boleh ngikutin ya di wattpad.com/nimskyyy. Kalau untuk HFLYL, alhamdulillah beberapa penerbit ada yang menawarkan (rata-rata penerbit indie). Dan waktu itu aku dapat tawaran dr @editor_gagasmedia buat diterbitin, aku mengiakan karena aku pembaca novel-novel GagasMedia juga hehe.
Tulisan disamakan? Maksudnya plagiasi kali ya? Untuk urusan itu, aku nggak takut. Hukumnya ada kok (karena ini sudah dibukukan dan ada hak ciptanya) dan setiap orang punya rezeki masing-masing juga.
Hehe. Kenapa harus baca? Yang pasti ini nggak se-mainstream yang kamu bayangkan.
Dradikta: Apa sih arti first love buat Kakak? Dan dari mana lahirnya tokoh Bara yang pernah kehilangan?
Nimasdisri: Wah kamu sudah baca yaaa. First love means cinta pertama haha. Cinta pertamaku sudah bahagia, ah sudahlah. Hahaha. Tokoh Bara itu representasi jiwa-jiwa yang pernah mencinta namun tak pernah memiliki jiwanya.
Fitrianaisfani: Cerita benci jadi cinta adalah salah satu kisah yang cukup mainstream dan sudah banyak novel dengan latar belakang cerita ini. Bagi kakak sendiri, apakah membuat cerita benci jadi cinta ini adalah suatu tantangan yang susah? Dan bagaimana agar membuat cerita dengan kisah yang sudah-sudah ini menjadi menarik dan diminati para pembaca?
Nimasdisri: Tantangan terbesarnya itu adalah membuat cerita ini tidak se-mainstream yang dibayangkan. Menjadikannya menarik dengan tambahan bumbu-bumbu pedas manis yang pastinya diracik dengan cara berbeda oleh masing-masing penulis.
Seffisoffi: Apakah ada kendala pas menyelesaikan naskah ini? Scene mana yang paling Kak Nimas suka?
Nimasdisri: Kendalanya itu melawan diriku sendiri sih sebenarnya. Revisi naskah ini perlu waktu, dan aku tidak bisa menciptakan waktu itu dengan baik. Semua yang aku buat itu aku suka. Tapi aku suka banget yang bikin aku sampai meneteskan air mata ketika menulisnya.
Ellyafirza: Bagaimana perasaannya saat tulisan Kakak dibaca banyak orang dan ada di toko buku? Apakah Kakak puas dengan pencapaian ini, bisa menerbitkan sebuah buku? Apakah masih ada pencapaian yang belum didapatkan hingga saat ini? Misalnya, masih mau menerbitkan 10 buku lagi atau ingin “Hate First, Love You Later” ini difilmkan. Semoga banyak menciptakan karya-karya yang luar biasa, Kak!
Nimasdisri: Perasaanku jelas bahagia. Impian sejak kelas 4 SD akhirnya terwujud juga. Kalau ditanya puas, pastinya belum. List aku masih sangat banyak. Cerita yang ingin aku bagi ke pembaca masih mengantre di notes-ku dengan riset-riset yang aku buat sendiri (aku masih punya banyak cerita baru). Tapi harapanku yang paling dekat adalah kalian yang membaca ini semoga bisa tersenyum puas setelah menutup lembar terakhir HFLYL. Sama seperti aku yang menulis lembar terakhir di sana. Semoga lebih banyak pasang mata yang mendalami dan mencintai novel ini.
Kul.minasi: Aku udah sering banget lihat buku ini dari review para bookstagramer. Dari segi cover yang ciamik—kaya ID card gitu dan judulnya saja udah menggambarkan banget kisah menarik yang ada di dalamnya. Yang aku mau tanya, sebenarnya ada gak sih Kak, kisah nyata yang benar-benar terjadi dalam hidup Kakak yang tertulis dalam novel ini?
Nimasdisri: Kisah nyatanya mungkin penggalan-penggalan, ya. Misal kehilangan orang yang dicintai terus bertepuk sebelah tangan *lah curhat.
Seru kan, obrolan bersama Nimas Disri? Bagi kamu yang belum membacanya, Hate First, Love You Later sudah bisa didapatkan di toko buku langgananmu atau unduh ebook-nya melalui PlayStore ya.