Politik ternyata tidak hanya berlangsung di gedung-gedung perwakilan rakyat dan dimainkan oleh para politikus saja, lho. Di kantor, juga bisa terjadi permainan politik, atau yang lebih sering disebut office politics. Seperti apa bentuk office politics itu?
Politik ternyata tidak hanya berlangsung di gedung-gedung perwakilan rakyat dan dimainkan oleh para politikus saja, lho. Di kantor, juga bisa terjadi permainan politik, atau yang lebih sering disebut office politics. Seperti apa bentuk office politics itu?
Office politcs biasanya terkait dengan taktik-taktik yang dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan di kantor. Biasanya untuk mengincar kenaikan jabatan, mengambil alih proyek seseorang, dan lain sebagainya. Orang yang melakukan office politics biasanya adalah orang yang malas dan tidak mau bersusah payah untuk mencapai sesuatu. Maka dari itu, mereka mengambil jalan pintas berupa office politics. Cara yang digunakan bisa dengan memberikan pengalihan atau distraksi kepada para pesaingnya. Dengan begitu, si pelaku office politics akan lebih cepat mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ada beberapa contoh kasus dari office politics yang pernah terjadi. Pada suatu hari, Lala terpilih dari kantornya untuk mengikuti pertemuan tingkat global di Paris. Ketika atasannya mengumumkan berita itu di forum, tiba-tiba Rini protes dan mempertanyakan mengapa Lala yang dipilih. Padahal menurut Rini, dialah yang pantas untuk ke Paris karena kontribusi yang besar dalam hal revenue. Lalu sang atasan pun mempertimbangkan kembali keputusan itu. Kemudian, Lala dan Rini dipanggil menghadap sang atasan. Ia memberitahukan bahwa Rini yang akan berangkat ke Paris menggantikan Lala, dengan berbagai pertimbangan.
Kasus seperti ini banyak terjadi di dunia kerja, baik di kantor kecil, maupun besar. Ada lagi contoh kasus berbeda tetapi masih masuk dalam hitungan office politics. Pada siang hari, Devi diminta mempresentasikan gagasannya di forum yang dihadiri oleh para atasan. Malam sebelum presentasi, seorang kolega lain bernama Yoga, meminta slide presentasi milik Devi. Hal ini terbilang wajar, apalagi mereka bekerja dalam tim yang sama. Devi pun mengirimkan slide-nya yang masih setengah jadi. Keesokan harinya, ternyata Yoga mempresentasikan slide milik Devi dengan tenang dan meyakinkan seolah itu adalah hasil buatannya. Forum tentu tidak mengetahui apa-apa dan Devi juga tidak dapat berbuat apapun. Ketika sesi tanya jawab, Yoga kelabakan tidak dapat menjawab pertanyaan dari para atasan. Kemudian Devi mengambil alih presentasi dan menyajikan slide yang sudah selesai. Tentu saja forum menyadari bahwa Yoga telah melakukan kecurangan.
Lalu bagaimana cara menghadapi office politics? Caranya adalah dengan membangun aliansi. Aliansi adalah hubungan yang dibangun berdasarkan persamaan kepentingan atau timbal balik manfaat. Selain berteman dengan siapa saja, kamu juga harus menyiapkan aliansi dengan orang yang tepat. Keuntungannya tidak hanya mampu mengatasi office politics, tapi juga bisa berperan besar dalam suksesnya karier. Ada satu cara lagi yang bisa digunakan untuk mengantisipasi office politics, yaitu dengan mencatat semua kesepakatan kerja dengan siapapun. Kesepakatan dalam bentuk tertulis itu sangat penting jika suatu hari kamu terjebak dalam fitnah, hasutan, atau adu domba. Sarana paling penting yang dapat digunakan adalah email, karena selain terdapat isi pesan, di email juga ada waktu pengiriman yang bisa menjadi bahan bukti. Jika kesepakatan terjadi di telepon atau secara langsung, catat semuanya dalam bentuk poin kemudian email ke pihak terkait. Dengan begitu semua pihak memiliki tanggung jawab bersama atas suatu pekerjaan dan menghindarkan taktik-taktik politis yang tidak baik.
Berbagai konflik dan tip tentang dunia kerja dapat kamu temukan dalam buku Career First dari Maya Arvini. Bahasa yang ringan dan mudah dicerna membuat buku ini cocok dibaca untuk calon pekerja yang ingin kariernya sukses dan cemerlang.