Tak Ada Kata Kehilangan untuk Cinta
Patah hati karena ditinggal pacar, tentu sangatlah menyakitkan. Apalagi jika pacar baru mantan kita itu adalah kakak sendiri. Nyesek banget kan?
Hidup Ayunda hancur setelah Cello—cowok yang sangat dicintainya—meninggalkannya demi cewek lain. Menghadapi kenyataan itu, Yunda nggak habis pikir. Padahal, Yunda begitu mencintainya. Belum hilang rasa sakit hatinya, Yunda sudah dikejutkan oleh berita bahwa cewek pujaan hati Cello ternyata Andini—kakak kandung Yunda. Semua menjadi sangat ribet dan kacau.
Di satu sisi, Yunda ingin sekali membalas dendam terhadap kedua pasangan itu atas rasa sakit hatinya. Namun di sisi lain, Andini adalah kakak kandungnya dan Cello adalah cowok yang dicintainya. Tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya dari patah hati, kecuali meninggalkan semua yang menyakitkan.
Akhirnya, Yunda memutuskan untuk mengunjungi Sonia—sepupunya di Seoul, kota yang memberinya keteduhan hati. Sayangnya, Yunda lupa bahwa dia tidak bisa begitu saja menutup mata dan berharap semua masalah berlalu.
Namun, kehadiran Terry—cinta sejati Sonia—berhasil membuka hati Yunda untuk berani menghadapi ketakutannya. Sampai akhirnya, Yunda pun menyadari bahwa ia memiliki rasa terhadap Terry. Namun, Yunda masih tidak yakin dengan perasaannya itu. Secepat itu kah dia melupakan cinta lamanya?
Haruskah Yunda merebut Terry dan bersikap seperti Cello? Ataukah Yunda harus merelakan cintanya pergi lagi?
Semua ini terangkum dalam novel My Seoul Escape yang ditulis oleh Sophie Febriyanti. Novel terbitan GagasMedia ini memang berkisah tentang kehidupan cinta kebanyakan. Namun, konflik yang terdapat dalam novel ini begitu beragam, seperti patah hati, cinta segitiga, persahabatan, dan konflik antara orang tua-anak. Satu hal yang pasti, novel ini mencoba mengungkapkan bahwa tak pernah ada kata kehilangan untuk cinta.