Wujud Perjuangan Seorang Wanita
Jika ada ungkapan, “kasih ibu sepanjang masa”, nampaknya memang benar. Namun tak jarang pula ada ibu yang tega membiarkan atau bahkan meninggalkan anaknya sendiri.
Awalnya, kehidupan Baby Halder bisa dibilang cukup sempurna meski tinggal di rumah yang sederhana. Ia sempat merasakan canda-tawa bahagia bersama ayah, ibu, kakak, serta adik-adiknya di Dalhousie. Sayangnya, canda-tawa bahagia itu tidaklah lama. Sang ayah selalu membawa mereka pindah dari satu kota ke kota lain karena pekerjaannya yang tidak menentu.
Keadaan itu membuat ayahnya mengambil keputusan untuk meninggalkan mereka di Murshidabad, tempat tinggal kakaknya. Sementara Baby dan anggota keluarga lainnya tinggal di sana, sang ayah pun bekerja. Meskipun demikian, kondisi keluarga mereka tak kunjung membaik dari sebelumnya. Bahkan bisa dibilang, semakin buruk.
Kiriman uang tidak selalu datang. Hal itu membuat ibunda Baby frustasi, hingga akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya dengan membawa serta anak paling kecil. Kejadian itu membuat ayah Baby, kakaknya, dan Baby sendiri sedih. Padahal, Baby yang saat itu masih kecil dan kakaknya yang baru saja memasuki usia akil balig sangat membutuhkan kehadiran sang ibu.
Bencana awal pun terjadi pada kakaknya. Ia dinikahkan dalam usia muda dan hidup dalam ketidakbahagiaan. Tidak lama berselang, ayahnya menikah lagi dengan seseorang. Sayangnya, ibu tiri ini sangat memperlakukan Baby dengan tidak baik.
Di saat itulah, Baby yang saat itu baru memasuki usia 13 tahun dan tentunya sudah akil balig, dinikahkan dengan seorang laki-laki tidak bertanggung jawab. Usia lelaki ini terpaut 14 tahun dengan Baby. Lelaki itu sangat tidak perduli terhadap Baby. Ia memperlakukan Baby dengan kasar, baik secara kata-kata ataupun perbuatan. Bahkan, saat Baby menahan sakit karena akan melahirkan anak pertamanya, suami Baby tidak bergeming sedikitpun untuk membawa Baby ke rumah sakit.
Ayah Baby sebenarnya kecewa terhadap suami Baby dan iba melihat keadaan anak perempuannya. Namun, ia tidak dapat berbuat apa-apa. Di satu pihak, kehidupan Baby semakin terpuruk. Kelakuan suaminya sudah tidak bisa ditoleransi. Hingga Baby memutuskan untuk pergi meninggalkannya dengan membawa ketiga anak mereka. Bagaimanapun susahnya kehidupan, Baby rela membanting tulang dari pagi hingga malam demi anak-anaknya. Salah satu alasan Baby melakukan itu semua adalah agar ia bisa menyekolahkan anak-anaknya. Ia tidak ingin anak-anaknya putus sekolah seperti dirinya. Tidak itu saja, Baby pun meluangkan sedikit waktunya setiap hari untuk memperdalam dunia tulis-menulis dan membaca. Dengan begitu, ia bisa menikmati pelajaran yang sempat hilang dalam hidupnya.
Begitulah kehidupan Baby Halder. Riak kehidupannya begitu bergelombang. Semua tertuang dalam buku A Life Less Ordinary yang diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia oleh GagasMedia. Buku ini begitu menyentuh perasaan. Baby dengan gamblang menceritakan alur kehidupannya yang menyedihkan dengan penuh kekuatan. Setiap kata yang tertuang mencerminkan kekuatannya dalam mengarungi pahitnya kenyataan hidup. Perjuangan yang tiada henti dari Baby bagi anak-anaknya patut diacungkan jempol. Terlebih saat ia mulai berusaha mengungkapkan pengalamannya dalam bentuk tulisan.